Anak autis adalah kondisi anak yang mengalami gangguan perkembangan fungsi otak yang mencakup bidang sosial, komunikasi verbal dan non-verbal, imajinasi, fleksibelitas. Anak autis kurang dalam merespons dari lingkungan sebagaimana mestinya dan memperlihatkan kurangnya kemampuan komunikasi dan sering merespon lingkungan dengan cara yang unik. Anak autis pada tahun kedua dari kehidupan mereka , biasanya kehilangan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang-orang dilingkungannya dan tidak berbicara, atau menggunakan bahasa walaupun banyak diantara mereka yang memiliki intelegensi yang normal.
Dalam penelitian yang dilakukan pada SLB Harapan Mandiri Yayasan Bina Autis Mandiri Palembang, penulis melakukan wawancara kepada para guru dan menanyakannya pada guru yang mengajar dari kelas satu sampai kelas enam. Berdasarkan wawancara tersebut maka diperoleh data tentang komunikasi pada anak autis.Bahasa adalah suatu sarana yang digunakan guru untuk berkomunikasi dengan anak autis, sehingga apa yang ingin disampaikan guru tersebut dapat dimengerti oleh anak autis. Bahasa pada umumnya bisa berbentuk lisan, isyarat dan tulisan, dalam berkomunikasi dengan anak autis guru di SDLB Bina Autis Mandiri menggunakan bahasa secara verbal dan nonverbal.
Berdasarkan pernyataan diatas prinsip komunikasi adalah bagaimana respon anak autis ketika guru menyampaikan materi. Respon adalah istilah yang digunakan oleh para psikolog untuk menamakan reaksi terhadap rangsangan yang diterima oleh panca indera. Respon biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan, dalam hal ini dapat diartikan bahwa setelah guru memberikan pelajaran maka akan diketahui bagaimana respon anak autis terhadap materi yang diajarkan guru.
Dengan berbagai karekter anak autis di kelas maka tentu situasi dan kondisi tersebut sangat mengganggu proses belajar mengajar dikelas dan guru mengatasi situasi tersebut dengan selalu mengarahkan dan ditenangkan serta di beri penegasan anak tersebut, namun jika ada anak autis yang tidak bisa di arahkan dandi tegaskan, maka guru mengajak cerita, menggambar, dan bermain sebentar, dan untuk anak suka menjerit maka dengan cara mematikan kipas angin dan di arahkan maka anak tersebut diam dengan sendirinya.
Agar anak tidak balik menyerang gurunya maka guru SDLB Bina Autis Mandiri melakukan cara-cara sebagai berikut: Cukup tegur satu kali saja, Jangan sering di ajak ngobrol, diberikan pujian pada anak tersebut, dikunci badannya menggunakan meja agar tidak berontak. Dengan cara-cara di atas maka anak autis tidak akan balik menyerang atau memukul gurunya jika di beri arahan.
Metode adalah cara mengajar yang diterapkan guru di semua mata pelajaran, Mengajar anak autis merupakan tugas yang menantang, terutama bagi guru yang belum pernah memiliki pengalaman menangani anak-anak dengan ketidakmampuan belajar. Meskipun lambat, anak autis bisa dilatih untuk membaca, menulis, dan belajar. Untuk keberhasilan itu semua, tentu guru di SDLB Bina Autis Mandiri memiliki metode khusus dalam mengajar anak autis yakni sebagai berikut: Metode Ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.
Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi siswanya. Metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk pembelajaran bagi anak autis karena tingkat pemahaman anak autis yang sulit merespon pelajaran.
Metode Tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinyakomunikasi langsung yang bersifat two ways traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik seara langsung antara guru.
Metode diskusi dalam belajar adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahanpelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa/ kelompokkelompok siswa yang mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah. Forum diskusi dapat diikuti oleh seluruh siswa di dalam kelas, dapat pula dibentuk kelompok-kelompok kecil. Yang perlu diperhatikan adalan hendaknya para siswaberpartisipasi secara aktif dalam setiap forum diskusi. Semakin banyak siswa terlibat dan menyumbangkan pikirannnya, semakin banyak pula yang dapat mereka pelajari. Perlu pula diperhatikan peran guru
Ada pun penghambat guru untuk mengatur anak autis yaitu guru harus menuruti keinginan anak autis sebentar saja lalu di fokuskan lagi pada pelajaran serta guru harus memiliki kesabaran yang luar biasa. Walaupun tahapan belajar mengajr telah dilaksanakan dengan baikdan benar tentu memiliki hambatan dalam proses menjalankannya guru wajib berusaha maksimal demi mewujudkan keberhasilan pelajaran saat itu. Anak autis di SLB Harapan Mandiri semua bisa pelajaran saja paling lama 10 menit bisa konsen selebihnya mereka rata-rata sibuk dengan diri mereka sendiri, maka dari itu guru disini harus memiliki ketegasan namun disertai kasih sayang agar si anak tersebut sebagai contoh guru menyuruh untuk memperhatikan pelajaran, maka cukup bicara satu kali “Perhatikan” dengan tegas jika anak masi tidak mau memperhatikan.maka guru harus menuntunnya dengan kasih sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar